top of page

Batik‌ ‌dalam‌ ‌Adat‌ ‌Pernikahan‌ ‌Indonesia‌

Batik dalam adat pernikahan Indonesia sudah menjadi bagian paling utama. Bukan hanya untuk dress code yang biasa digunakan oleh para tamu undangan, namun juga untuk wardrobe dan pakaian yang digunakan oleh para mempelai dan sanak saudaranya.


Baik dan adat pernikahan memang 2 hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena keduanya sama-sama merupakan tradisi dan budaya asli Indonesia yang tidak bisa ditemukan dimanapun.


Itulah mengapa, kita harus terus menjadikan batik sebagai bagian dalam adat pernikahan walaupun hanya sedikit. Dengan begitu budaya ini bisa terus dinikmati oleh anak dan cucu di generasi berikutnya.


batik dalam adat pernikahan indonesia

Tapi tahukah Anda, penggunaan batik dalam adat pernikahan juga tidak bisa sembarangan. Bukan hanya bisa menyalahi aturan, salah menggunakan batik juga bisa membuat maknanya jadi tidak sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan.

Ragam Motif batik dalam adat pernikahan Indonesia dan Artinya


Seperti yang kita semua ketahui, batik hadir dalam berbagai macam motif. Karena kain ini berasal dari daerah yang berbeda-beda di Indonesia.


Selain itu, setiap motif batik juga punya filosofi dan arti yang berbeda beda. Berdasarkan situs Expat, filosofi batik bisa dilihat dari warna, pola, dan tempat dimana kain tersebut berasal.


Jadi jika ingin menggunakan batik sebagai bagian dalam adat pernikahan, Anda harus memastikan menggunakan kain yang tepat untuk prosesi acara yang tepat pula.


Nah, berikut ini kami akan jelaskan apa saja ragam motif batik dalam adat pernikahan beserta arti filosofis dibaliknya.

1. Motif Batik Cakar Ayam

Motif batik yang pertama adalah batik cakar ayam. Sesuai dengan namanya, kain batik yang satu ini diambil dari filosofi ayam yang pekerja keras.


Untuk Anda yang belum tahu, ayam merupakan salah satu lambang pekerja keras dan hewan yang ingin melakukan apapun untuk anak dan keluarganya. Berdasarkan legenda, ayam selalu bangun sebelum matahari terbit untuk mencari makan.


Itulah mengapa, motif batik cakar ayam ini biasa digunakan untuk mempelai pria. Dengan harapan ia bisa memiliki semangat hidup setelah menikah dan mencari nafkah untuk keluarga dengan giat seperti seekor ayam jantan.

2. Motif Batik Parang Kusuma

Motif batik parang kusuma melambangkan sebuah keperkasaan dan derajat kehidupan yang tinggi. Karena pada jaman dulu, motif batik ini hanya boleh digunakan untuk acara pernikahan keluarga keraton saja.


Batik parang kusuma terdiri dari 2 elemen, yaitu "parang" yang merupakan sebuah senjata traditional dan "kusuma" yang dalam bahasa Jawa artinya adalah bunga.


Saat ini, kain batik parang kusuma sudah boleh digunakan untuk semua masyarakat dari berbagai kalangan. Namun masih banyak pula keluarga keraton yang menggunakan kain batik jenis ini khusus untuk pernikahan salah satu anggota keluarga mereka.

3. Motif Batik Sido Luhur

Kain batik dalam adat pernikahan Indonesia yang berikutnya adalah batik sido luhur. Kain jenis ini terdiri dari beberapa macam elemen dan simbol, di antaranya:

  • Tumbuhan

  • Pohon hayat

  • Garuda bersayap satu

  • Meru

  • Burung

Secara garis besar, motif batik sido luhur ini memiliki arti filosofis berupa harapan. Tepatnya adalah sebuah harapan agar kedua mempelai bisa memiliki sifat luhur, terpuji, bijaksana dalam mengambil keputusan dan mengarungi kehidupan dengan bahagia.


Pohon hayat sendiri sering disebut sebagai sebuah pohon kehidupan. Dalam budaya lain, pohon ini juga dianggap sebagai pohon harapan.


Dikutip dari situs I Ware Batik, pohon hayat juga sering kali dianggap sebagai sebuah visualisasi penyatuan 2 hal yang berbeda, seperti air dan api, dunia atas dan dunia bawah, dan masih banyak lagi.

4. Motif Batik Sido Mukti

Hampir sama dengan batik sido luhur, kain batik sido mukti juga memiliki arti sebuah harapan. Kata "sido" sendiri artinya adalah harapan untuk menjadi sesuai, sedangkan kata "mukti" memiliki arti sebuah kehidupan yang makmur dan sejahtera sampai akhirat.


Kain batik sido mukti juga bisa diartikan sebagai sebuah harapan agar kedua mempelai hidup dalam kasih sayang selamanya.


Umumnya, batik sido mukti digunakan dalam prosesi acara panggih atau ketika kedua mempelai dipertemukan saat hari pernikahan. Dalam beberapa budaya, kain batik sido mukti juga digunakan pada acara pemberkatan kedua mempelai.

5. Kain Batik Sido Asih

Masih tentang sebuah harapan, berikutnya ada kain batik sido asih yang berasal dari Solo. Tetapi, bukan berarti kain batik sido asih hanya digunakan untuk acara pernikahan tradisional di daerah Solo saja.


Kain batik sido asih memiliki makna filosofis agar kedua mempelai hidup dengan bahagia dan saling mengasihi.


Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, kata "sido" artinya adalah sebuah harapan untuk menjadi sesuatu. Sedangkan kata "asih" diambil dari bahasa Jawa yang artinya mengasih atau memberi.


Masyarakat asli Solo menganggap bahwa kain batik sido asih ini merupakan bentuk harapan kedua mempelai agar saling asih, saling asah dan saling asuh.

batik dalam adat pernikahan indonesia

6. Motif Batik Grompol

Kain batik dalam adat pernikahan Indonesia yang berikutnya adalah kain batik grompol. Kain yang satu ini biasanya digunakan oleh mempelai wanita saja.


Tidak ada catatan sejarah maupun literatur yang secara eksplisit mengatakan kapan dan bagaimana kain batik grompol harus digunakan. Jadi, Anda bisa menggunakan kain batik ini kapanpun dalam prosesi acara manapun.


Kain batik grompol memiliki arti filosofis sebagai sebuah keberkahan. Beberapa orang jaman dulu menganggap arti dari kain baik ini adalah harapan agar mempelai mendapatkan masa depan yang cerah dalam kehidupan berkeluarganya.


Masa depan cerah yang dimaksud di sini adalah dilapangkan rejekinya, memiliki keturunan yang baik dan berguna untuk keluarga maupun untuk negara, hidup dalam kerukunan hingga hari tua, memiliki kedamaianan jasmani maupun rohani, dan masih banyak lagi.

7. Motif Batik Truntum

Motif batik yang sering digunakan dalam adat pernikahan yang terakhir adalah motif truntum. Kain jenis ini memiliki ciri khas berupa pola berbentuk matahari berwarna kuning cerah.


Motif baik truntum secara khusus digunakan oleh mempelai wanita di malam sebelum pernikahan. Masyarakat Jawa menyebut prosesi tersebut sebagai malam midodareni, malam terakhir mempelai wanita sebelum berpisah dengan kedua orang tua mereka.


Meskipun begitu, kain batik ini bukan memiliki arti filosofis sebagai perpisahan. Tapi justru sebuah bentuk cinta kasih yang terus berkembang.


Selain untuk malam midodareni, kain batik truntum ini juga digunakan pada prosesi panggih atau ketika kedua pengantin bertemu di hari pernikahan sebelum akad nikah.

Jadi ternyata, ada banyak sekali ragam batik yang digunakan di hari pernikahan oleh para pengantin. Kain-kain batik ini biasanya dibuat dalam bentuk pakaian adat maupun sebagai pakaian hiasan atau penutup.


Nah, seperti itulah ragam kain batik dalam adat pernikahan Indonesia beserta arti filosofis di baliknya. Jangan sampai Anda salah menggunakan motif batik tertentu karena arti dan harapan dari kain tersebut bisa berbeda dari apa yang diinginkan.


Bila anda membutuhkan kebutuhan Bridal untuk hari pernikahan anda, jangan ragu untuk segera menghubungi Gypsy Bridal &Krajan Batik Semarang.

114 tampilan

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page